3.2.08

TNI-Polri Bentrok, 3 Tewas 3 Luka Parah

  • Sabtu, 02 Februari 2008
  • Penulis: Shanty Sibarani
  • JAKARTA--MI: Bentrok anggota TNI dan Polri kembali terjadi di Maluku, Sabtu (2/2). Akibat bentrok di Masohi ini, tiga orang tewas dan tiga luka berat akibat terkena peluru, mortir dan RPG (pelontar granat) yang digunakan anggota TNI dan Polri.
  • Bentrokan terjadi pukul 03.00 dini hari. Sebelum menyerangan, 300 orang anggota TNI Yonif 731 membongkar gudang senjatanya. Mereka kemudian membawa berbagai peralatan perang seperti senjata api, RPG pelontar granat, granat, mortir dan lain sebagainya.
  • Mereka pun menyerangan Polres Masohi dengan hujanan peluru, granat dan mortir. Bahkan, teriakan para danyon (komandan batalyon) TNI yang berada di Polres Masohi untuk menghentikan serangan, tidak diindahkan anggotanya.
  • Para anggota TNI tetap menyerangan membabi buta. Bahkan, mortir dan RPG pelontar granat itu di arahkan bukan ke polres saja, melainkan ke rumah dinas pejabat Polres Masohi dan asrama keluarga polisi.
  • Karena merasa terancam, sebagian polisi pun nekat membalas serangan itu, walau sudah diinstruksikan Kapolda Maluku Brigjen Mohamad Guntur, untuk tidak membalas serangan dan hanya bertahan terhadap serangan.
  • Hujanan peluru di balas peluru. Akibatnya, tidak terhindarkan tiga anggota tewas (2 polisi dan 1 TNI) dan tiga terluka berat (2 polisi dan 1 TNI). Sedangkan penghuni rumah dinas dan keluarga polisi masih sempat menyelamatkan diri dan menghindari serangan ke lokasi yang akan jauh dari Polres Masohi.
  • Sedangkan kerusakan akibat serangan anggota TNI dengan menggunakan mortir dan granat, sebanyak 5 bangunan rumah dinas pejabat Polres Masohi, 52 rumah asrama keluarga polisi dan 4 bangunan Polres Masohi rusak berat. Selain itu, 11 mobil polisi dan 5 motor polisi rusak.
  • Guna menghindari bentrokan lanjutan, maka Pangdam Patimura Mayjen TNI Rosyid Qunuen dan Kapolda Maluku Brigj Mohamad Guntur 'mengandangi' lebih dari 500 orang anggotanya.
  • "Kami sepakat, mengembali pasukan yang ribut itu ke barak. 300 anggota TNI dari Batalyon 731 yang pasukan konsinyir, masuk ke barak. Begitu juga sekitar 250 anggota Brimob yang juga konsinyir, kita masukkan barak," ujar Guntur kepada Media Indonesia, saat dihubungi via telepon.
  • Awal mula kejadian bentrok itu dipicu soal perkelahian Bripka Rumata dan Prada Eko, Rabu (30/1). Pagi itu, Bripka Rumata yang habis piket hingga pagi hari, pulang ke kamar kosnya dan mendapati kamarnya dalam keadaan terkunci. Dia pun menggedor kamarnya yang terkunci dari dalam. Rupanya, di dalam ada Prada Eko yang tidur bersama kekasihnya.
  • "Rupanya, kunci didapat pacar Prada Eko dari kakak kekasihnya yang kekasih Bripka Rumata. Karena kelelahan, dan kesal Rumata memarahi Eko sehingga terjadi pertengkaran. Eko babak belur dan kemudian dibawa keluarga kekasih Prada Eko ke rumah sakit," kata Guntur.
  • Entah bagaimana, Eko tidak kembali ke baraknya. Rekan-rekannya yang menanyakan kejadian yang menimpa Eko, mendapat isu bahwa Eko diculik oleh Rumata. "Kejadian ini sudah kami periksa. Bripka Rumata menyatakan tidak menculik Eko. Rumata pun masih kita periksa dan kita proses hingga kini," ujar Guntur.
  • Rupanya, hingga Sabtu (1/1) malam, Eko tidak juga pulang ke barak. Sehingga, terdengar rumor bahwa dia diculik. Rekan-rekannya pun nekat akan menyerang Polres Masohi, tempat Bripka Rumata bekerja.
  • Sebelum menyerang, sekitar 300 anggota TNI ini membobol gudang TNI dan mengambil peralatan perang seperti puluhan bahkan bisa lebih 100 pucuk senjata api. Juga granat dan mortir.
  • Danyon dan perwira jaga gudang yang melarang dan menghalangi tindakan mereka, malah dipukul hingga pingsan. Kejadian ini pun dilaporkan danyon batalyon Yonif 731 ke atasannya. Juga, danyon datang ke Polres Masohi untuk memperingati anggota polisi soal rencana penyerangan itu.
  • Penyerangan tidak bisa dibendung. Bahkan, danyon pasukan TNI yang berada di Polres Masohi, yang juga berusaha melarang serangan itu, tidak diindahkan anak buahnya.
  • "Saya juga sudah melarang anggota saya agar tidak membalas serangan. Namun, ada sebagian anggota saya yang mungkin merasa terdesak, membalas serangan itu," ujar Guntur.
  • Yang jelas, setelah kejadian ini, kedua pasukan itu dilarang turun ke jalan. Sekitar 550 anggota TNI dan Polri itu dilarang keluar barak. "Kami lakukan patroli bersama. Dari Polri yang boleh keluar di jalan adalah anggota Propam, dan anggota pleton Brimob Polri dan anggota setempat. Sedangkan anggota TNI, hanya anggota Pomdam, Lantamal dan TNI AD dari Yonif 733 dari Ambon dan Yonif 515 dari Haru, yang boleh berpatroli dan ada di jalan," kata Guntur.
  • Ditegaskan Guntur, baik pihaknya maupun Pangdam, akan memproses pelaku-pelaku pelanggaran ini. "Kita akan proses sesuai aturan yang ada," kata Guntur.
  • Begitu juga Kadiv Humas Polri Irjen Sisno Adiwinoto menyatakan di Jakarta, Sabtu (2/2), sesuai kesepakatan pimpinan Polri maupun TNI, siapa yang bersalah, baik anggota Polri maaupun TNI, harus diproses dan ditindak tegas," ujar Sisno.
  • Menurut Kapolda Maluku, suasana Masohi hingga Sabtu (2/2) sore pukul 16.00 wita sudah kondusif. Masyarakat sudah kembali hilir mudik dan mengerjakan kegiatannya seperti biasa.
  • Sedangkan 52 kepala keluarga yang rumahnya rusak, kini sudah ditampung di rumah-rumah penduduk. "Beruntung, warga mengerti dan menawarkan rumahnya sebagai tempat penampungan sementara bagi 55 orang pejabat Polres Masohi dan 52 polisi dan keluarganya, yang dirusak," ujar Guntur.
  • Menurut dia, pihaknya dan Pangdam sudah mengumpulkan mereka yang ribut dalam sebuah apel. "Kami ingatkan mereka agar tidak lagi bentrok, karena semua akan merugi dan menderita jika bentrok. Kami ingatkan agar kejadian in tidak terulang lagi karena akan menyakitkan kedua pihak," kata Guntur.
  • Dikatakannya, guna memproses pelaku bentrok itu, anggota Propam juga tengah memeriksa polisi yang diduga bentrok dan membalas serangan TNI. Selain itu, Pomdam juga tengah memeriksa anggota TNI yang memprovokasi penyerangan itu dan yang berbuat pelanggaran itu.
  • Selain itu, baik Kapolda dan Pangdam menetap di Masohi guna menjaga situasi tetap kondusif. Maklum, jarak yang harus ditempuh dari kota ke Masohi cukup jauh dan melintas laut dengan speed boat. "Mudah-mudahan, tidak ada bentrok lanjutan," ujar Kapolda. (San/OL-2)