8.2.08

Terdakwa Simpatisan RMS Mengaku Dipukul Saat Pemeriksaan

  • 06-Feb. 2008
  • Sri Kartini Makatita, Radio Baku Bae - Ambon
  • TERDAKWA simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS), Arnes Arnol Saiya mengaku, dirinya terpaksa menjawab asal-asalan selama diperiksa pihak Kepolisian. Alasan kaena dia kerap mendapat pukulan dari anggota polisi yang bertugas saat pemeriksaan itu. Pengakuan ini disampaikan terdakwa saat persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Ambon, Rabu (6/2) dengan agenda pemeriksaan terdakwa.
  • Menurutnya, saat diperiksa tim penyidik Polres Ambon, ia terpaksa mengaku kalau dirinya tidak melaporkan rencana membawakan insiden tarian cakalele itu, sebab takut keselamatan diri dan keluarganya terancam. Namun dalam persidangan, terdakwa menolak pernah menyampaikan pernyataan tersebut di depan pinyidik maupun penyelidik.
  • Berdasarkan dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU), S.M. Saliama SH. Terdakwa pernah ditawari untuk menjadi penari tarian cakalele di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat puncak perayaan Hari Gerakan Keluarga Nasional (Harganas) pada Juni 2007, oleh Koordinator Tarian John Teterisa. Tawaran ini kemudian diterima terdakwa.
  • Tetapi saat pemeriksaan terdakwa di PN, pernyataan terdakwa malah sebaliknya. Terdakwa menolak tawaran tersebut. Karena tidak ada undangan resmi dari panitia perayaan Harganas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk membawakan tarian itu.
  • Dari catatan Polres Ambon diketahui, terdakwa pernah dihukum penjara selam 1 tahun 4 bulan karena ketahuan melakukan upacara Hari Ulang Tahun RMS, pada tahun 2003, bersama-sama dengan John Teterisa. (rbb)