10.2.08

Tate sebut Waas sebagai Ketua Divisi Pertahanan Dan Keamanan RMS

  • Sri Kartini Makatita, Ambon
  • SAKSI simpatisan Front Kedaulatan Maluku (FKM) Republik Maluku Selatan (RMS), Alexander Tate yang disidang terkait peristiwa Cakalele RMS, di Pengadilan Negeri (PN) Ambon, Rabu (6/2) mengaku, dia pernah bertemu dengan terdakwa Ferdinan Waas, saat menyampaikan pesan bahwa terdakwa diangkat menjadi Ketua Devisi Pertahanan dan Keamanan RMS.
  • Pesan yang disampaikan langsung oleh Tate itu, dilakukan pada tahun 2006, atas perintah pimpinan sementara RMS, Simon Saiya. Setelah itu, saksi mengaku pada bulan Juni 2007, sering bertemu untuk melakukan rapat di rumah Waas, Desa Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon.
  • Berbeda dengan pertemuan yang pertama, pada pertemuan kali ini Tate tidak sendiri, melainkan ada simpatisan RMS lainnya. Kedatangan kali ini dengan tujuan membicarakan rencana menggelar tarian cakalele di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat puncak peringatan hari Gerakan Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni 2007.
  • Perintah untuk membicarakan recana tersebut, diakui Tate, juga merupakan perintah dari Simon Saiya. Pertemuan yang berbentuk rapat itu, dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada 25 dan 27 Juni 2007. Pertemuan di tanggal 25 Juni dihadiri lima orang di antaranya, Tate sendiri, koordinator tarian John Teterisa, serta tiga simpatisan RMS lainnya. Bertidak selaku pimpinan rapat waktu itu, adalah terdakwa Waas sendiri.
  • Pada rapat itu, mereka meminta dan membahas agar rencana menggelar tarian cakalele dari Aboru Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, yang tidak termasuk dalam daftar acara resmi, namun dapat masuk bersama-sama dengan kelompok tarian dari desa yang dipimpin terdakwa Waas, yakni Desa Hutumuri Kecamatan Leitimur, Kota Ambon. Sebab tarian dari Desa Hutumri memang termasuk dalam daftar acara resmi, dan diundang untuk mengisi acara pada event berskala nasional tersebut.
  • Sedangkan pertemuan yang kedua, berlangsung pada tanggal 27 Juni 2007, yang dihadiri sembilan simpatisan RMS, diantaranya: saksi Tate, John Teterisa dan tujuh simpatisan RMS lainya, yang berasal dari Desa Aboru. Pertemuan ini, guna menindaklanjuti pembicaraan pada pertemuan sebelumnya. Atas keterangan saksi Tate tersebut, terdakwa membenarkannya. (rbb)