10.12.07

TNI Tembak Separatis RMS

  • Minggu, 09 Des 2007
  • Pemberontak Kibarkan Bendera saat Kerja Bakti TNI-AD
  • AMBON - Maluku belum sepenuhnya bebas dari separatis RMS (Republik Maluku Selatan). Sejumlah aktivis gerakan pemberontakan itu masih berkeliaran. Kemarin (8/12), TNI menembak seorang anggota separatis yang nekat mengibarkan bendera RMS.
  • Kejadian itu berlangsung di Desa Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah. Pelaku bernama John Louhena, 19, warga kampung itu, tergolong nekat. Dia mengibarkan bendera saat anggota TNI menggelar Kegiatan Bakti TNI-AD.
  • Insiden tersebut bermula dari sebuah bendera yang berkibar di atas pohon pukul 06.30 WIT (waktu Indonesia Timur). Para anggota TNI yang akan bekerja bakti terperanjat dengan provokasi itu.
  • Anggota TNI curiga dengan Jhon sebagai pelaku pengibaran. Lantas, pria tanggung itu diberi tembakan peringatan. John pun tersungkur setelah timah panas seorang anggota TNI mengenai pinggulnya. Beruntung peluru tersebut tidak mengenai bagian vital korban, tapi hanya tembus bagian kulit sehingga nyawa korban selamat.
  • Saat digeledah, di tas yang ditenteng John ditemukan empat bendera RMS berbagai ukuran, sebuah pisau sangkur, dan satu penutup wajah. Semakin jelas bahwa John adalah pelaku aksi provokasi yang mengusik keutuhan RI itu.
  • Untuk menyelamatkan nyawanya, John dilarikan dengan speed boat ke RST dr J.A. Latumetten, Ambon.
  • Akibat insiden tersebut, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquari dan Asisten I Setda Maluku Drs Joppy Patty membatalkan rencana mengunjungi kegiatan kerja bakti TNI. Pangdam pun langsung melihat pelaku di RS.
  • Kepada Ambon Ekspres (Grup Jawa Pos), Pangdam menjelaskan, TNI menyadari bahwa lingkungan Desa Aboru masih belum kondusif terkait isu RMS. Ini karena beberapa warga kampung tersebut kini masih menjalani proses hukum. Hukuman itu terkait insiden pembentangan bendera di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa watu lalu.
  • Saat itu Presiden SBY menghadiri peringatan Hargana (Hari Keluarga Nasional) di Lapangan Merdeka Ambon. Sejumlah penyusup masuk ke arena sebagai penari cakalele. Begitu di hadapan SBY dengan jarak hanya belasan meter mereka mengeluarkan sejumlah bendera RMS yang mereka sembunyikan dalam gendang.
  • SBY sangat kaget. Dia langsung memerintahkan mengusut pelaku dan pihak keamanan yang menjadi penaggung jawab. Kapolda Maluku pun diganti tak lama setelah kejadian memalukan itu. Sedangkan pelaku dari Desa Aboru, Harakuru Maluku Tengah, kini dalam proses persidangan.
  • Diduga pengibar bendera kemarin masih ada hubungan dengan pelaku pembentangan bendera di hadapan Presiden SBY. "Mungkin dengan kondisi tersebut masih ada rekan mereka yang emosional dan melakukan perlawanan, termasuk kepada anggota kita yang sementara melaksanakan kegiatan karya bakti," ujar Mayjen Rasyid Aquary yang juga mantan Danjen Kopassus itu.
  • Menurut dia, di lingkungan masyarakat Aboru ada kelompok yang menerima kegiatan bakti TNI, namun ada juga yang menolak. "Tapi, pada prinsipnya kita ingin melakukan sesuatu yang baik kepada masyarakat," jelasnya.
  • Kodam XVI/Pattimura melaksanakan karya bakti di Desa Aboru sejak 3 Desember 2007. Kegiatan tersebut meliputi pembuatan pagar rumah adat, pengecatan pagar rumah adat (baileo), MCK, penampungan air bersih, pelebaran jalan, serta pengobatan masal.
  • Untuk kegiatan karya bakti itu, pihak Kodam mendapat bantuan anggaran dari Pemda Maluku Rp 60 juta. "Sudah hampir seminggu ini kita melaksanakan kegiatan karya bakti dan selama ini tidak ada masalah yang terjadi," ujarnya.
  • Pangdam menambahkan, pihaknya juga menargetkan pelaksanaan program karya bakti di daerah tersebut dengan harapan masyarakat Aboru membuka diri dan akses dengan beberapa daerah lain. "Mungkin Anda (wartawan, Red) juga tahu bahwa masyarakat di Aboru sangat terisolasi. Tidak ada satu pun jalan yang menghubungkan satu kampung dengan kampung lain. Kalau mereka dibukakan jalan, tentu ada komunikasi dengan masyarakat di sekitar dan lebih mengetahui sesungguhnya tentang Maluku," jelas Pangdam.
  • Daerah Aboru dikenal sebagai salah satu basis gerakan separatis. Buktinya, otak gerakan pengibaran bendera di depan SBY juga dari daerah kepulauan itu.
  • Ke depan, kata Pangdam, pihaknya akan terus mendekati masyarakat Aboru. Dengan demikian, pemahaman yang keliru dapat diubah. Masyarakat pun lebih terbuka untuk membangun daerah ini menjadi lebih baik. (ambon ekpress/tof)