24.12.07

Problemen rond stookolie (petroleum) op Ambon ,noord-Molukken en Papua gedurende feestdagen.-Kerstdagen,Oud en nieuwjaar

  • Warga di Ambon Rela Antri Berjam-jam untuk Dapatkan Minyak Tanah
  • SELAMA beberapa minggu belakangan ini, warga di Ambon kesulitan mendapatkan minyak tanah untuk keperluan sehari-hari....

  • SAMPAI sore tadi, warga di beberapa kawasan pemukiman di Kota Ambon masih terlihat berjalan menenteng jerigen untuk mencari minyak tanah. Di tempat lain, warga terlihat rela antri selama lima sampai enam jam, pada beberapa lokasi operasi pasar (OP) yang ditetapkan Pertamina Unit Pemasaran VIII, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, guna memperoleh minyak tanah.
  • Salah satu lokasi yang sempat dipantau situs Radio Baku Bae, yakni di kawasan Belakang Soya, atau persisnya di depan Kantor DPRD Kota Ambon dan Kejaksaan Negeri Ambon, warga terlihat rela menunggu di bawah teriknya matahari, sambil menunggu kedatangan mobil tanki minyak.
  • Sejumlah warga yang terlihat membawa untuk jerigen berbagai ukuran, dan sudah diatur berjejer sepanjang lebih dari 20 meter itu mengaku, telah menunggu sejak pukul 07.00 WIT, untuk membeli minyak tanah seperti yang dijanjikan Pertamina. Padahal sampai waktu menunjukkan pukul 12.00 WIT, mobil tanki pengangkut minyak yang dinantikan belum juga datang.
  • Beberapa mobil tangki minyak tanah, memang sempat terlihat mendatangi tempat tersebut, namun hanya melintas saja. Menjawab teriakan warga, para supir mobil tanki yang lewat hanya mengatakan, ada mobil lain yang akan menyuplai minyak tanah untuk warga yang sedang antri itu.
  • Namun, warga yang semula antri dengan sabar, akhirnya menjadi kesal. Mereka malah mengancam akan menyandera mobil tanki, karena merasa kecewa dengan sedikitnya lima mobil tanki yang mengangkut minyak hanya lewat begitu saja.
  • "Jika masih ada mobil tanki yang lewat lagi dan tidak berhenti untuk menjual minyaknya, maka kami akan menyanderanya dan memaksa para uopir untuk menjual minyaknya," ujar beberapa warga yang mengaku kecewa dengan kinerja pangkalan maupun agen yang terlambat menyuplai minyak tanah.
  • Warga yang antri di kawasan Belakang Soya tidak hanya warga yang bermukim di sekitar lokasi itu, tetapi juga berasal dari kawasan Karang Panjang, Ahuru hingga dari desa-desa di wilayah pegunungan di Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon.
  • Beberapa ibu rumah tangga yang antri mengaku, sudah seminggu terakhir, mereka yang bermukim di desa-desa pegunungan kesulitan memperoleh minyak tanah, sehingga terpaksa harus ke kota untuk mencarinya. Namun tidak sedikit warga yang kemudian beralih memasak dengan kayu bakar.
  • Kekecewaan warga yang antri sejak pagi itu akhirnya terobati, setelah satu unit mobil tanki minyak berkapasitas 5.000 liter tiba sekitar pukul 13.00 WIT, untuk melayani mereka mendapatkan minyak tanah.
  • Warga terlihat tidak berebutan, namun tetap antri dengan tertib untuk memperoleh minyak tanah. Mereka bahkan tidak beranjak dari lokasi antri saat hujan deras mengguyur Kota Ambon, 30 menit kemudian.
  • Wira Penjualan Cabang Pemasaran Ambon Pertamina Unit Pemasaran (UPMS) VIII, Maluku, Maluku Utara dan Papua, Agung A.H. Putra, malah terlihat turun langsung ke lapangan untuk memantau jalannya OP mitan kepada masyarakat di sejumlah tempat.
  • "Saya jadi bingung minyak tanah, hampir setiap hari disuplai ke agen dan pangkalan yang ada di Kota Ambon, tetapi kok bisa menjadi langka di ibukota provinsi Maluku ini.
  • Ia memperkirakan kelangkaan di Ambon, disebabkan banyak minyak yang dijual ke kabupaten lain di Maluku yang juga mengalami kelangkaan, diantaranya Seram Bagian Timur (SBT), Seram Bagian Barat (SBB) dan Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.
  • Selain itu, kelangkaan juga disebabkan kekhawatiran masyarakat tidak memiliki persediaan minyak tanah saat libur Natal dan Tahun Baru, sehingga membelinya dalam jumlah banyak untuk disimpan di rumah masing-masing. (rbb)