22.3.06

S I A R A N P E R S: SOLIDARITAS KASUS

SOLIDARITAS KASUS PT. FREEPORT INDONESIA (SK-PT. FI Yogyakarta) Sekretariat : Jl.Kusuma Negara. No.119 Yogyakarta. INDONESIA ---------- S I A R A N P E R S ------- TUTUP TOTAL OPERASI PT. FREEPORT INDONESIA ADALAH SOLUSI AKHIR RAKYAT PAPUA ATAS KEBIJAKAN PEMERINTAHAN NKRI YANG TIDAK BERPIHAK PADA RAKYAT SELAMA 42 TAHUN DI BUMI CENDERAWASIH ---------- Pada dasarnya tuntutan penutupan atas keberadaan PT.Freeport Indonesia, bagi seluruh Rakyat Papua tidak akan merubah haluan sedikitpun dengan beberapa kasus kerena semuanya merupakan rekayasa dan permainan para Intelejen Negara yang sengaja untuk meredamkan isu-isu yang saat ini lagi memanas. Kasus bentrokan antara aparat keamanan dengan massa pendemo Mahasiswa Papua di Abepura Jayapura adalah murni kasus provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memang sengaja agar terjadi bentrok antara para aparat keamanan dan para pendemo. Kami yang tergabung dalan Solidaritas Kasus PT.Freeport Indonesia ( SK-PTFI ) Yogyakarta menyatakan bahwa yang terjadi di Mimika dan di Numbay (Jayapura) Papua adalah bukan tindakan berencana dan anarkis dari para pendemo namun merupakan tindakan spontanitas terhadap tuntutan untuk segera Tutup PT. Freeport Indonesia, membebasan 8 warga Sipil yang ditahan dengan kasus mil 62 di Mimika serta Penembakan terhadap beberapa warga sipil Pendulang Emas Tradisonal dikawasan pembuangan limbah PT. FI, serta Membebasan 10 orang mahasiswa kasus Plaza 89 Kuningan Jakarta hingga saat ini belum diselesaikan secara tuntas. -------- Kami juga mengecam penambahan jumlah personil pasukan TNI-Polri, yang baru dikirim dari Makassar ke Timika beberapa waktu lalu. Dan menunutut agar ditarik kembali karena kehadiran mereka justru akan menambah rasa ketidaknyaman masyarakat setempat dalam melaksanakan kegiatan kesehariannya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, Kami sangat menyesal dengan keadaan yang terjadi saat ini karena SBY-KALLA sebagai kepala Negara tidak melihat pokok permasalahan dan dengan jelas dan dengan bijaksana serta mampu menempatkan duduk permasalahan dan menyelesaikan suatu permasalahan dengan bijaksana dan berkepala dingin. ------- Rakyat Papua sama seperti sebelumnya, tak merubah format dan tujuan kami untuk mendukung dan menyukseskan penutupan PT.FI yang dilatarbelakanggi oleh sepanjang sejarah Papua (PEPERA 1969) yang telah di manipulasi hanya karena kepentingan Indonesia dan Amerika dalam penandatanganan kontrak kerja. Kami merasa PT.FI. bukan segalanya bagi Rakyat Papua sebab perusahaan raksasa yang sudah selama 40 tahun beroperasi di Papua sudah terbukti tidak pernah memberi kontribusi yang bermanfaan demi kesejahteraan bagi Rakayat setempat. namun yang terjadi selama ini adalah perampasan Hak- hak Tanah Adat , Pencemaran Lingkungan Hidup disepanjang Aliran-aliran sungai, Pembunuhan, Penindasan, Pemerkosaan, Penkucilan, pembodohan, atas nama pembangunan, di wilayah PT.FI pada khususnya dan Papua pada umumnya. Kebijakan pemerintah lewat President RI Susilo Bambang Yudoyono dan beberapa elite politik Jakarta yang mempertahankan mati- matian terhadap keberadaan PT.FI tanpa mempertimbangkan krisis kemanusiaan, kelalaian pemberdayaan sumberdaya manusia Papua yang telah, sedang, dan akan terjadi di Tanah Papua menunjukkan bahwa memang benar pemerintahan kita tidak memihak pada Rakyat Indonesia pada umumnya dan Rakyat Papua pada khususnya. Dana 1% yang didapat oleh warga setempat yang di bilang 7 suku bukan dana pemberian kepedulian pemerintah terhadap rakyat Papua namun karena menelan korbang 6 nyawa tewas dalam kerusuhan 1995-1996. ------- Sejak bentrok terjadi hingga saat ini masih berlangsung operasi penyisiran ke Asrama-asrama Mahasiswa Pegunungan Tengah dan asrama-asrama yang sudah dihancurkan adalah Asrama Ninmin Jl Biak Abepura, Asrama Nayak Kamkey Abepura, Asrama Mimika Sosial Padang Bulan, Asrama Acemo Sosial Padang Bulan, Arsama Elisa Tanah Hitam, Asrama Kambo BTN Tanah Htam dan semua masyarakat Mahasiswa asal Pegunungan Tengah diangkat sambil dipukul babak belur. -------- Berbuntut dari kasus penyisiran yang terjadi di Papua justru imbasnya terjadi sampai di pulau Jawa yang mana pada hari Kamis tanggal 16 Maret 2006, pukul 12.00 Wib telah terjadi kejadian yang aneh di Asrama Mahasiswa Baliem di Condong Catur. Satu orang tidak dilenal yang mengaku dari Papua ke Asrama Baliem dan mewawancarai penghuni asrama tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya semacam interogasi seperti seorang INTEL yang sedang mencari-cari informasi. Menurut pengakuannya teryata dia dipasang oleh seseorang untuk mencari informasi dengan kegiatan-kegitan yang dilakukan oleh mahasiswa Papua di setiap asrama. Setelah di telusuri teryata dia adalah anggota dari Korem yang menyamar sebagai orang Papua. ------- Kami SK-PTFI juga mengutuk tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh Aparat Keamanan dalam hal ini Polda Papua atas pemukulan beberapa Wartawan Media Elekronik dan pelarangan peliputan membuat wartawan media massa Asing maupun Nasional tidak bebas menjalankan tugas kewartawanannya. Hal ini membuat kita semakin percaya bahwa sikap arogansi aparat keamanan di Papua benar-benar masih ada. Buktinya setiap terjadi pembunuhan pembantaiaan, intimidasi yang berlangsung belakangan ini sifatnya tertutup dan sistematik untuk menghabisi kaum Etnis Papua. Kami sangat sayangkan padahal tindakan seperti ini tidak diindahkan menurut Nilai-nilai ke-Manusiaan, Demokrasi, Pancasila dan UUD 1945. -------- Program pemerintah Indonesia tentang pembatatasan peliputan media massa terhadap para demontran adalah tindakan yang salah dan keliru, sebab bagi kami dan semua kalangan baik pemerintahan RI, TNI-Polri maupun Rakyat Papua dan seluruh kalangan sangat membutuhkan peran wartawan Dalam Negri maupun wartawan manca Negara, tidak digantungkan kepada peraturan- peraturan Pemerintah Negara NKRI yang tak memihak pada rakayatnya sendiri. Namun lebih lebih selalu berpihak pada Kapitalisme Amerika Serikat dan Kebijakan-kebijakan baru di dunia Global. ------- Demikian Siaran Pers Solidaritas Kasus PT. Freeport Indonesia, dan Kami mendesak kepada Rezim SBY-KALLA dan Presiden Freeport McMorran Gold & Cooper J. R. Moffet untuk segera : ------- 1. TUTUP TOTAL OPERASI PT.FREEPORT 2. INDONESIA! USUT TUNTAS SEMUA KASUS DI PAPUA MENGENAI EKSES DARI KEBERADAAN PT.FREEPORT INDONESIA DI PAPUA! ------- 3. BEBASKAN TANPA SYARAT 10 MAHASISWA PAPUA DITAHANAN POLDA METRO JAYA TERKAIT KASUS PENYERANGAN KANTOR PT.FREEPORT INDONESIA PLAZA 89 KUNINGAN JAKARTA! ------- 4. TARIK SELURUH MILITER BAIK ORGANIK MAUPUN NON ORGANIK DARI PAPUA! ------- 5. SEGERA LAKUKAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA DAN AUDIT PT. FREEPORT INDONESIA SECARA MENYELURUH! ------- Yogyakarta, 22 Maret 2006 Solidaritas Kasus PT. Freeport Indonesia